logo-raywhite-offcanvas

26 Mar 2014

Investasi Properti di Indonesia Menggiurkan Bagi Orang Asing

Investasi Properti di Indonesia Menggiurkan Bagi Orang Asing

Jakarta -Investasi properti di Indonesia masih memiliki daya tarik yang kuat bagi investor asing. Meski kepemilikan properti untuk orang asing masih dilarang, para investor menggaet mitra lokal untuk menggarap proyek di dalam negeri.

Associate Director Consultancy dan Research Knight Frank Hasan Pramudji menyatakan bahwa dilihat secara jangka panjang investasi di Indonesia masih akan meningkat maka tak heran banyak hotel mewah baru yang dibangun di Jakarta dan Bali.

Knight Frank juga sempat merilis data soal kenaikan harga rumah di dunia. Indonesia menempati posisi ke-7 di dunia dalam hal kenaikan harga hunian dunia paling tinggi, dengan kenaikan 11,5%.

"Investor asing melihat Indonesia secara jangka panjang, karena masih menggiurkan. Kita lihat masih banyak hotel mewah dibangun di Indonesia Jakarta dan Bali yang akan terus meningkat sehingga potensi terus ada di sana," kata Hasan dalam acara diskusi properti di Morrissey, Jakarta (20/3/2014).

Menurut Hasan investor asing dari Jepang, Singapura dan Korea Selatan. Investor asing tersebut melakukan investasi terhadap sektor yang banyak diminati oleh pasar misalnya apartemen.

"Selain Jepang ada Singapura juga ada Korea, umumnya mereka melihat berdasarkan pasar jadi apa yang diminati pasar yang itu menguntungkan terutama apartemen," tambahnya

Ia menambahkan bertambahnya jumlah orang kaya Indonesia yang akan terus mengalami peningkatan menjadi alasan lain bagi mereka untuk masuk ke Indonesia.

"Jumlah orang kaya di Indonesia masih akan terus meningkat, pasar properti mewah di Indonesia naik sangat cepat sehingga kami harapkan butuh kestabilan harga," imbuhnya.

Hal yang sama diungkapkan Country Head Knight Frank Willson Kalip, pada kesempatan yang sama menyatakan bahwa investor Jepang sangat nyaman investasi di Indonesia sehingga tidak memperdulikan keadaan nilai tukar rupiah ataupun masalah politik yang ada di Indonesia.

"Sering sekali saya rasa mereka ingin anggap negara ini salah satu yang sangat penting untuk investasi, mereka kalau ke sini nggak akan pernah tanya berapa lemah rupiah, Pemilu datang siapa yang akan jadi presiden mereka nggak akan tanya itu mereka sudah sangat nyaman artinya," ujarnya.

 

(hen/hen)

Share